Pedoman Hidup: Berpikir Dua Langkah Ke Depan

“You have to think one step ahead, no two steps ahead.”

Begitu bunyi salah satu nasihat yang saya sering dengar, baik dalam keseharian maupun dalam bisnis. Kenapa? Soalnya kita jadi bisa mengantisipasi resiko dan memiliki plan B dari apa yang akan kita hadapi. Punya pegangan, punya back-up plan kalau rencana awalnya gagal.

Tapi ternyata, berpikir dua langkah ke depan tidak melulu positif.

Disclaimer dulu, postingan ini setengah curhat dan tidak sedang menghakimi jalan pikiran manapun atau milik siapapun.

Maksudnya gimana? Simak percakapan di WAG komunitas yang saya ikuti.

Seorang ibu meminta saran merk sunscreen yang baik namun harganya terjangkau. Untuk digunakan oleh anaknya yang berusia 2 tahun. Response-nya beragam.

Ibu #1: Anak saya pake merk ABC, Mom. Tapi dia udah 5 tahun. Mungkin kalau 2 tahun beda ya?

Ibu #2: Pakai sunscreen dewasa nggak bisa, Mom? Biar hemat beli barengan buat Mamanya juga.

Ibu #3: Saya juga mau infonya dong. Kulit anak saya belang.

Ibu #4: Emang lagi panas ya udara. Hati-hati, anak-anak jangan kurang minum.

Ibu #5: Jangan main ke Ancol. Aduhhh di sana penuh banget itu liat di berita udah kayak cendol. Udah panas, berdesakan pula.

Beberapa ibu memiliki “pedoman hidup” yang mirip dengan saya, berpikir dua langkah ke depan. Ibu #1 menyarankan sebuah brand, tapi berpikir maju selangkah tentang apakah sunscreen untuk batita dan anak-anak itu sama. Ibu #4 berpikirnya satu langkah ke samping. Inget sunscreen lalu ingat udara yang akhir-akhir ini lagi panas banget dan anak-anak pasti harus diingatkan untuk minum agar tidak kurang cairan tubuh. Namun bukan ke depan.

Ibu #5 berpikir dua langkah ke depan. Mencari sunscreen berarti mau liburan ke pantai. Pantai itu ya Ancol, yang sekarang sedang ramai. Jadilah dia merespon setelah melangkah 2 step di dalam pikirannya. Maksudnya baik, tapi itu jadi asumsi yang belum tentu benar. Soalnya si Ibu yang bertanya ternyata hanya membutuhkan sunscreen karena anaknya sedang senang main di depan rumah. Bukan mau liburan ke Ancol. Ups.

Bagaimana berpikir dua langkah ke depan dengan tepat?

Menurut artikel yang saya baca di website Spark People, step pertama adalah respon dan reaksi kita terhadap kejadian, sementara step kedua adalah menetapkan langkah yang ingin dilakukan. Misalnya di percakapan tentang sunscreen tadi. Anak saya butuh sunscreen jadi saya harus mencarinya, tapi sekarang yang bisa saya lakukan hanya bertanya di grup WA. Step kedua di sini adalah berkomitmen untuk menemukan 3 brand sunscreen terbaik untuk anak yang harganya masih terjangkau dengan Googling atau mencari rekomendasi lain. Meskipun saat ini yang baru bisa dilakukan adalah bertanya di WAG.

Bagaimana dengan pelaku bisnis? Di dunia bisnis, berpikir dua langkah ke depan bisa berarti mengantisipasi apa yang akan dilakukan kompetitor (seperti main catur) atau memikirkan hal-hal seperti “bagaimana menciptakan produk yang tidak dapat ditiru orang lain?” Step pertama itu “bagaimana menciptakan produk.” Sementara step kedua adalah “bagaimana menciptakan produk yang tidak dapat ditiru orang lain.”

Kalau menjawab pertanyaan tentang sunscreen tadi di atas, saya bukan hanya memberikan rekomendasi merk, tapi mungkin memberikan link toko tempat menjualnya (dengan affiliate saya) atau memberikan link blog produk yang pernah saya review. Bukan hanya memberikan rekomendasi, tapi memberikan kemudahan membandingkan produk serta di mana membelinya.

Prompt tulisan harian
Apakah Anda memiliki suatu ajaran sebagai pedoman hidup atau yang sering Anda pikirkan?

pedoman n alat untuk menunjukkan arah atau mata angin (biasanya seperti jam yang berjarum besi berani); kompas; kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan; 3 hal (pokok) yang menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dan sebagainya) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu; 

KBBI

Tinggalkan komentar